“Bahwa menghidupkan ekosistem kesenian adalah tanggung jawab bersama. Jadi bukan tanggung jawab pemerintah saja, bukan pula seniman semata.”
Gemala Ranti, Kepala Dinas Kebudayaan, Sumbar
Padang Pariaman, Marewai— Setelah sukses dihelat sebanyak 7 kali sepanjang tahun 2019, kini Festival Batajau Seni tengah dipersiapkan untuk hadir lagi di tahun 2021. Festival seni budaya yang digerakkan seniman, korong, nagari dan tentu saja warga ini akan diformat secara khusus untuk berkesesuaian dengan protokol penanggulangan covid-19. Pembina Forum Batajau Seni Piaman Satriandy mengatakan, dalam rangka menjaring nama-nama nagari yang akan menjadi tuan rumah, Forum Batajau Seni Piaman selaku inisiator akan menggelar bursa terbuka.
“Festival seni budaya yang telah digelar sepanjang 2019 lalu, terpaksa dihentikan pada tahun 2020 mengingat wabah corona yang melanda. Tapi selama itu, bukan berarti Forum Batajau Seni Piaman berhenti bergerak. Bersama nagari, PKK dan sejumlah pemuda, kami melaksanakan aktifitas sosial. Dan sekarang kami akan kembali ke galanggang,” sebut sekretaris nagari Parit Malintang itu. Bursa yang dibuka untuk para walinagari, lurah, kepala desa serta sekretaris-sekretaris pemerintahan garda terdepan nantinya akan dilaksanakan secara online melalui platform zoom. Kegiatan bakal digelar pada 28 Oktober, bertepatan dengan hari sumpah pemuda. “bursanya kita buka malam setelah isya. Alhamdulillah ibu Gemala Ranti selaku kepala dinas kebudayaan Provinsi Sumatra Barat menyatakan kesediaan untuk membuka bursa tersebut,” katanya.
Ketua Forum Batajau Seni Piaman Ajo Wayoik menjelaskan, sesuai dengan konsep yang sudah disusun pengurus, pada tahun pelaksanaan ke dua, ivent-ivent Batajau Seni Piaman akan difokuskan untuk peningkatan partisipasi warga, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan penghadiran sejumlah karya baru. “Alhamdulillah sejumlah nagari dan desa sudah menyatakan minat untuk memboyong festival Batajau Seni. Diantaranya yakni Nagari III Koto Awua Malintang, Katapiang, Limpato, Lareh Nan Panjang Selatan, dan Desa Koto Marapak. Sementara nagari yang sebelumnya sudah pernah menjadi tuan rumah akan kembali menghelat festivalnya antara lain Parit Malintang (festival Gasiang), Balah Hilia (Festival Sastra Lisan), Sungai Sariak (Kampuang Bendang Kampung Tari) dan Bisati (Festival Panti Kayu)” sebutnya.
Pengurus, kata Ajo Wayoik tidak membatasi jumlah peminat. Namun, penataan jadwal kerja perlu dilakukan untuk memaksimalkan kinerja tim Forum Batajau Seni Piaman sendiri. “Seperti yang sudah-sudah konsep kerja kita adalah pendampingan kepada perangkat nagari, pemuda dan kaum ibu. Cuma kali ini kita harus menerapkan protokol covid-19, jadi akan ada ramuan khusus untuk itu,” sebutnya. Partisipasi perantau pada penyelenggaraan 2021 diperkirakan akan semakin meningkat, mengingat kesuksesan penyelenggaraan di tahun 2020. “Beberapa perantau sudah sempat komunikasi dengan kami dan menyatakan kesiapan untuk mendukung. Selain itu, sponsorship juga akan berperan serta di sini,” sebutnya.
Ajo memastikan, penyelenggaraan Festival Batajau Seni Piaman tahun 2021 akan tetap memegang 4 prinsip dasarnya. “Prinsip pertama adalah kemandirian, dimana kita akan memaksimalkan potensi di dalam sebuah nagari dalam menggarap iven. Kedua adalah paritispatif, dimana seluruh elemen dalam nagari akan diberdayakan untuk bekerjasama menggelar ivent. Lalu netralitasi, yakni kegiatan ini sama sekali tidak dicampur adukkan dengan kepentingan politik tertentu. Terakhir pemberdayaan, dimana kita akan berupaya agar setelah festival kesenian memang benar-benar dihidupkan di nagari atau desa tuan rumah,” kata dosen ISI Padang Panjang yang nama aslinya Muhammad Fadhli ini.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat Gemala Ranti mengatakan Forum Batajau Seni Piaman adalah salah satu contoh gerakan yang benar-benar menyentuh akar persoalan kebudayaan di masyarakat. “Bahwa menghidupkan ekosistem kesenian adalah tanggung jawab bersama. Jadi bukan tanggung jawab pemerintah saja, bukan pula seniman semata. Pelibatan masyarakat yang selama ini sudah dilakukan Forum Batajau Seni Piaman patut ditiru daerah lain. Kami sudah hadir di beberapa ivent, dan melihat sendiri bagaimana semangat Forum Batajau Seni bersama masyarakat menghasilkan bentuk kegiatan yang sangat meriah dan menarik,” katanya.
Kadis berharap, dalam bursa yang akan digelar, bakal banyak nagari, kelurahan dan desa yang berminat untuk memboyong Festival Batajau. “Hidup matinya kesenian tergantung pada keseriusan kita bersama dalam menjaga ekosistemnya. Mari bersama menggalang kekuatan kesenian, kekuatan warga melalui Batajau Seni,” sebut wanita asli Piaman ini. Edt Marewai
Discussion about this post