Sumatera Barat yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku minang, memiliki banyak sekali kebudayaan asli yang tak terhitung jumlahnya. Setiap dari budaya tersebut memiliki makna luar biasa serta menunjukkan kekuatan dan keindahan yang tak ternilai, yang mana sejatinya tak lekang oleh waktu. Masyarakat Minangkabau memiliki keterikatan nan erat dengan budayanya, seperti dalam pepatah minang “Adat dipakai baru, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai nan buuruak samo dituang” Pepatah ini menyiratkan bahwa penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan adat dan kebiasaan baik dalam budaya minangkabau. Maka dari itu, kelestarian seni budaya yang sejatinya mesti melekat di dalam sendi masyarakat haruslah dijaga dan dilestarikan adanya.
Sayangnya, semakin berkembangnya zaman, ketertarikan generasi muda pada kesenian tradisonal asli Minangkabau makin lama semakin menurun, membuat seni budaya yang ada menjadi mulai terlupakan dan terancam hilang. Nagari Tikalak, sebagai salah satu nagari yang berusaha mempertahankan nilai nilai budaya lewat seni musik, kini juga ikut berkurang peminatnya. Selain kebanyakan masyarakat nagari yang pergi untuk merantau, generasi mudanya saat ini juga tidak begitu tertarik untuk melestarikan kebudayaan musik ini.
Pada bulan Januari-Februari tahun 2024, Universitas Andalas mengadakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) yang mengusung beberapa prinsip dasar salah satunya environmental development. Dalam pelaksanaannya diharapkan KKN ini dapat membantu melestarikan dan mengembangkan lingkungan fisik dan sosial untuk kepentingan bersama.
Untuk mewujudkan hal itu, Mahasiswa KKN Tematik dari Universitas Andalas terlibat dalam sebuah inisiatif kolaboratif yang bertujuan untuk melestarikan seni musik Talempong, bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Nagari Tikalak. Seni musik Talempong, yang telah lama menjadi warisan budaya masyarakat Minangkabau terkhususnya masyarakat nagari Tikalak, kini menghadapi tantangan dari perubahan zaman. Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya ini, mahasiswa KKN Tematik Universitas Andalas berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang melibatkan kelompok kesenian Bundo Kanduang nagari Tikalak.
Terdapat beberapa macam talempong menurut fungsinya seperti talempong pacik, talempong duduk, talempong tingkah, dll. Kelompok Kesenian Bundo Kanduang Nagari Tikalak mendalami khususnya talempong pacik yang dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan “talempong pegang”, sesuai namanya, talempong pacik dimainkan dengan cara satu atau dua satuan di pegang di tangan kiri dan di pukul menggunakan pemukul berbahan kayu sesuai dengan ritme masing masing satuan.
Dalam perjalanannya, mahasiswa bersama dengan Kelompok Kesenian Bundo Kanduang Nagari Tikalak melakukan pelatihan talempong rutin, memperkenalkan kepada mahasiswa tentang berbagai jenis lagu dan fungsi talempong yang selaras dengan berbagai jenis kesenian lain, seperti tari Piring, tari Pasambahan dan jenis kesenian lainnya. Ternyata, kelompok kesenian Bundo Kanduang nagari Tikalak memiliki sejarah panjang nan gemilang. Menurut penjelasan salah satu anggota, kelompok kesenian ini telah eksis melakukan penampilan di berbagai kegiatan, termasuk pernah tampil di salah satu stasiun televisi nasional.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini mahasiswa yang telah hidup di tengah masyarakat sebagai bagian dari anggota masyarakat dapat mempelajari kearifan lokal serta nilai-nilai sosial kemasyarakatan, berbekal ilmu budaya yang telah didapat, diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan kembali ilmu budaya yang telah dipelajari ke cakupan yang lebih luas guna mempertahankan keberagaman budaya dengan menjaga dan mendukung musik tradisional yang dapat menguatkan identitas budaya dan memperkuat rasa kebanggaan akan warisan budaya yang kita miliki.
Dokumentasi Kegiatan Latihan Talempong dengan Kelompok Kesenian Bundo Kanduang di Balai Adat.
Biodata Penulis, Nasywa Maharani Andricka dan Muhammad Anshari
- Esai: Syekh Siti Jenar dan Pembangkangan atas Keseragaman | Fatah Anshori - 6 Oktober 2024
- Essay Ketika Seorang Antonio José Bolívar Memilih Masuk ke Hutan | Fatah Anshori - 29 September 2024
- Cerpen Seperti Mama Melakukannya | Putri Oktaviani - 28 September 2024
Discussion about this post