• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Rabu, Oktober 15, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Puisi: M.Z Billal – Pertanyaan yang Dilarang Dipertanyakan

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
30 September 2025
in Sastra, Puisi
1k 10
0
Home Sastra
BagikanBagikanBagikanBagikan

PERTANYAAN YANG DILARANG DIPERTANYAKAN

apakah gerangan yang terjadi jika nanti pertemuan ini

telah mencapai batas penghabisan?

            ; tolong,

jangan bertanya demikian

            ini akan menguras air mataku.

            sepanjang waktu; sepanjang usiaku.

            aku tak bisa mengubah takdir.

            tapi setidaknya aku akan menangis bahagia

            untuk seluruh yang terjadi dalam hidup ini,

            bersamamu ibu.

2025


HARI BERAKHIR

hari ini telah berakhir. dan semuanya

harus dimulai dengan babak baru.       

hal-hal menyakitkan tak perlu lagi

bertahan. semua kejahatan memang sialan.

termasuk mematahkan hati seseorang

seperti aku. sementara sialnya hatiku masih

sepenuhnya ada di pihakmu; kejahatan itu.

kurasa aku butuh tamparan lebih keras

yang membangunkanku dari perangkap

cinta gelap nan buta ini. barangkali aku

akan jadi paus 52 yang berkelana melintasi

samudera. tak apa kesepian, jika kesunyianlah

sahabat sejatiku. kehampaan pun telah mengapung

milyaran tahun di angkasa, yang usianya bahkan

lebih purba dari perih dadaku. dan akan selamanya

begitu. aku kehilanganmu dan semua harus berakhir

tanpa lagi ada pertanyaan, apakah puisiku akan

memasuki tubuhmu lagi? kurasa tak akan terjadi lagi.

dan hari ini sungguh telah benar-benar berakhir.

cuma ada aku, pohon flamboyan yang sedang mekar,

juga kesepianku sendiri yang melolong menghadap

matahari terbenam. menginginkan sesuatu yang tidak ingin

kumiliki adalah pekerjaan menua yang melelahkan,

sementara sesuatu yang  sungguh mencintaiku sedang

menungguku selesai dan pulih untuk mengatakan

“apakah aku masih ada waktu mencintaimu

dengan hatiku yang baru pulih?”

2025


BACALAH PUISI INI

kau yang aku cinta

dengan ketidaksempurnaan yang

selalu sempurna, bacalah puisi ini;

            jangan kau berusaha sempurna

            jika tanpamu aku akan patah

            dan tanpaku kau akan pecah

            aku selalu menyukai mi instan rebus

            yang kau masak pada

pagi-pagi di musim hujan.

            tidak ada yang istimewa

di dalam mangkuk itu

tapi kau dan aku menyempurnakan

kasih sayang itu tanpa berkata

kita tidak apa-apa jika bertengkar ya?

yang penting selalu bersama

2025


KETIKA MIMPI BURUK DATANG DAN LAGU IBU

pohon akasia bernyanyi / ranting-rantingnya lincah

menangkap para hantu / menjadikannya kunang-kunang

malam adalah kue manis / yang dihidang untuk pemburu

lalu ia berteduh di akasia / dadanya tak takut, tak gentar

meski mimpi buruk terus datang / memangsa seperti monster

jadilah pemberani / jadilah pemburu / jadilah … jadilah …

                        demikian sumbang suara ibu menyanyikan

sebuah lagu bikinannya ketika aku lagi-lagi

bermimpi buruk dan pelukannya menenangkan

debar jantungku yang riuh. aku baru bisa tidur

lagi setelah ia mengatakan bahwa ia sudah

memasukkan seluruh hantu dan mimpi buruk

ke dalam panci berisi daun merunggai untuk diseduh

seperti teh. ibu bilang bahwa kita harus menenggak

hingga tandas semua ketakutan yang nyata atau tidak.

agar  tak ada lagi yang dirampas dari tenang tidur kita.

dan pohon  akasia di samping rumah pun akan benar-benar

bekerja. menangkap para hantu, mengubahnya menjadi

kunang-kunang dan malam benar-benar merupakan kue manis

yang dihidangkan untuk pemburu. tetapi siapa pemburu itu?

akukah? atau ibu? atau sebenarnya aku adalah hantu

dan ibu adalah pemburu. atau aku adalah sang pemburu

sementara ibu adalah hantu yang mengusikku setiap malam.

bisa saja aku dan ibu adalah pemburu. aku dan ibu adalah hantu.

lagu ibu masih mengalun. daun-daun akasia gugur di atap.

dan aku mulai mengantuk lagi. namun sayangnya aku pun

terbangun lagi. memeluk ibu. begitu seterusnya semalam penuh.

sampai akhirnya aku sadar bahwa ibulah yang kini mulai mengantuk

dan tiba giliranku yang menyanyikan sebuah lagu ciptaanku untuk ibu.

daun-daun memenuhi diriku / suara ibu mulai sayup-sayup

aku memeluk tubuhya erat sekali / membiarkan kini ia tidur

menerima kepulanganku / dan melerai rasa takutku

aku sang pemburu / aku juga hantu / aku memburu hantu diriku..

malam adalah kue manis untuk ibu / malam adalah pelukan terakhir ibu

2024


PULANG KEPADA HUJAN

kau ingin aku tetap menciummu secara liar

         dan mendalam.

ketika aku pulang.

            meski aku tahu; malam menguarkan

            aroma kejujuran yang mengaburkan

bau hujan dan kecupan mesranya pada

tanah telanjang di gersang halaman.

sebab kau tahu aku lebih menyukai

    wangi apel

      daripada

semerbak mawar

        ketika

         hidungku menjelajah

             ke punggungmu

tetapi aroma mawar

milik siapa ini?

            kau tak menginginkan

            pertanyaan itu kuucapkan

            tetapi aku

tahu kau

            menginginkan

            sebuah perpisahan

            dan pelukan

penghabisan.

            hanya saja

            kau masih ingin

            aku menciummu

            secara liar

            dan mendalam.

barangkali sebagai kenang-kenangan

sebelum punggungku pulang kepada hujan,

kepada malam, dan kepada hujan yang malam

2024


BIODATA PENULIS

M.Z. Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Seorang Guru Sekolah Dasar. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Bukubukunya yang telah terbit berupa novel remaja berjudul Fiasko (2018), kumpulan puisi berjudul Cara Kerja Perasaan (2022), dan kumpulan cerpen berjudul Sebuah Tempat di Tepi Lelap (2022). Karya-karyanya juga dimuat di berbagai media cetak dan digital seperti kompas.id,  Jawa Pos, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, bacapetra.co, dll, serta sejumlah antologi nasional.

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah Komunitas Independen yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebuah media alternatif untuk para penulis. Kami juga banyak berkegiatan diarsip manuskrip dan video/film dokumenter, mengangkat sejarah dan budaya Minangkabau. Bebebapa dari karya tsb sudah kami tayangkan di Youtube Marewai TV.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Literasi yang Tak Masuk Akal, tapi Masuk Anggaran & Literasi yang Masuk Akal, tapi Tak Masuk Anggaran | Robby Wahyu Riyodi - 10 Oktober 2025
  • Puisi-puisi Chalvin Pratama Putra – Narasi untuk Ibu - 5 Oktober 2025
  • Puisi: M.Z Billal – Pertanyaan yang Dilarang Dipertanyakan - 30 September 2025
Tags: puisi

Related Posts

Puisi-puisi Chalvin Pratama Putra – Narasi untuk Ibu

Puisi-puisi Chalvin Pratama Putra – Narasi untuk Ibu

Oleh Redaksi Marewai
5 Oktober 2025

Mencari Jalan Mendaki ;untuk kerajaan Jambu Lipo di jalan tanah berlubang ini telah  kita susuri jejak-jejak kaki kuda lenguh...

Cerpen: Sales Event Organik (E.O) – Rori Aroka

Cerpen: Sales Event Organik (E.O) – Rori Aroka

Oleh Rori Aroka
3 Oktober 2025

Di ujung sebuah kota kecil, berdirilah sebuah toko pupuk bernama Event Organik (E.O). Namanya terdengar gagah, seolah-olah perusahaan itu...

Cerpen: Putri Oktaviani – Resep Penghianatan

Cerpen: Putri Oktaviani – Resep Penghianatan

Oleh Redaksi Marewai
24 September 2025

Irisan wortel yang merupakan sayuran kesukaanku dicampur dengan irisan kentang kesukaan suamiku, dengan tambahan brokoli yang mungkin akan menjadi...

Puisi-puisi| Resiliensi – Zikri Amanda Hidayat

Puisi-puisi| Resiliensi – Zikri Amanda Hidayat

Oleh Redaksi Marewai
15 September 2025

Alir Sungai Tanpa Senja Oleh : Zikri Amanda Hidayat Bunga bajing tumbuh liar di tubir sungai Adakalanya kata-kata senja...

Next Post
Cerpen: Sales Event Organik (E.O) – Rori Aroka

Cerpen: Sales Event Organik (E.O) - Rori Aroka

Puisi-puisi Chalvin Pratama Putra – Narasi untuk Ibu

Puisi-puisi Chalvin Pratama Putra - Narasi untuk Ibu

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In