Padang Pariaman, Marewai– Rabab galuak sebagai salah satu kesenian tradisi yang hampir punah harus segera di respon oleh seniman muda dan pemerintah agar lestari. Hal ini mengemuka pada pembukaan pendampingan dan pelatihan musim tradisi Rabab Galuak, di nagari Salibutan, Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman.
“Pada program kali ini, kita mengangkat rabab dan babiola. Rabab adalah seni musik gesek di Piaman, babiola di Pasisia Selatan dan Solok Selatan. Dinas Kebudayaan memang tengah melaksanakan sejumlah kegiatan mulai dari studi sampai pendampingan terhadap kesenian tradisi seperti ini, ” Kata Kadisbud Provinsi Sumbar Gemala Ranti.
Kepada Mak Monen selaku pelatih dalam program pendampingan ini agar memberikan apa yang bisa diberikan. Ia berharap Mak Monen senantiasa sehat dan mendapat penghargaan yang layak dari kalangan seni maupun masyarakat luas sebagai salah satu maestro pelestari rabab galuak Piaman.
Kadis menekankan dan menghimbau pihak pemerintahan lokal, untuk benar-benar memberdayakan seniman tradisi seperti maestro mak monen yang menjadi instruktur maupun murid-muridnya pada pelatihan ini. “Jadi perlu di berikan mereka ruang untuk tampil. Kalau ada kesempatan itu untuk ditampilkan dalam iven kabupaten, maka tampilkanlah, ” Katanya.
Dijelaskannya, sejak 2013 sudah 43 warisan budaya tak benda dari kabupaten/kota di Sumbar yang di sahkan. Namun hal ini belum memuaskan, mengingat masih banyaknya seni tradisi lain yang belum termaktub sebagai warisan budaya tak benda. Untuk itu, Gemala Ranti mengharapkan peran semua pihak terutama para seniman dan pemerintah Kabupaten Kota untuk menggalang kesadaran bersama dalam pelestarian seni tradisi hampir punah. “Lestarikan lagi, lalu laporkan prosesnya. Nanti kita bisa kerjasama, kita harus sama-sama membangun kesadaran pelestarian ini sebelum semua terlambat,” pesannya.
Sementara Aprimas selaku koordinator kegiatan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat mengatakan, kegiatan ini meliputi aspek pelatihan, pembuatan buku ajar hingga branding. “Jadi inilah bedanya antara pendampingan dengan pelatihan biasa. Kita Harapkan dengan metode yang lebih memperluas cakupan sentuhan pemerintah ini, hasil dari pelatihan tidak tersia-sia dan dapat berdaya,” katanya.
Ketua PKK Padang Pariaman, Yusrita Suhatribur dalam kesempatan ini menghaturkan terimakasih atas dukungan dari pemerintah provinsi melalui Dinas Kebudayaan yang sudah menggelar pendampingan ini. “Saya berharap pelatihan ini dapat diikuti dengan serius oleh anak-anak kami ini sehingga ke depannya kita berharap ada mak monen baru di Piaman ini,” kata istri bupati Suhatribur tersebut. (M. Fadli)
- Cerpen Kurnia Gusti Sawiji | Senja di Kampung Jam Pasir - 9 Februari 2025
- Puisi-puisi Fathurrozi Nuril Furqon | Rwanda Pasca 1994 - 8 Februari 2025
- DENGUNG TANAH GOYAH KARYA IYUT FITRA: TENTANG NEGARA, LINGKUNGAN, DAN KEBIJAKSANAAN NUSANTARA - 3 Februari 2025
Discussion about this post