
Entah apa yang membuatku menyukai aktor satu ini. Jika ditonton ulang pilem-pilemnya, rasanya tidak terlalu bagus juga. Selain banyak membahas persoalan politik dan ketimpangan sosial masyarakat kelas bawah, selebihnya hanya bercerita tentang jiwa patriot yang nampak serupa pahlawan. Pahlawan sosial katakanlah. Dibanding pilem sebelum-sebelumnya, Coolie cukup bagus secara penggambaran suasana. Sinematografi yang terlihat tak sekadar lanskap. Pilem terbaru Rajinikanth barangkali hampir mirip saat ia memerankan pilem Petta, dimana juga menceritakan kisah persahabatan dalam percaturan politik antar gang. Namun, bila harus membandingkan, Coolie barangkali sangat rapi secara penceritaan, baik alur ataupun plot yang dibangun. Meski masih saja memakai gaya lama yang basi: menyelipkan satu aktor kenamaan. Semacam pansos begitu. Di babak akhir, Amirkhan sang sutradara pilem inspiratif itu muncul sebagai seorang gangster. Lagi, masih saja mengaitkan-ngaitkan berbagai kilas balik dengan situasi pilem.
Tentu bagi sebagian penonton menyukai plot yang menarik, dan sutradara meninggal bagian akhir yang mengenalkan atau barangkali menggantung. Seolah penonton diberi ruang untuk melanjutkan kemungkinan cerita selanjutnya. Misalnya, aku sering merombak ulang bangunan cerita yang telah dibuat pada pilem-pilem. Mengubah beberapa bagian yang sekiranya menurutku kurang, atau mungkin berlebihan. Tapi tentu saja ini hanya iseng semata, mengulik bagian-bagian dalam pilem produksi India-Tamil hanya sebuah kemuskhilan. Coolie memang hadir berbeda dari beberapa pilem Rajinikanth sebelumnya, tapi sosok ia masih benar-benar sama dengan apa yang ia perankan. Dialog yang lugas dan gestur tubuh tidak berlebihan, baik saat aksi ataupun adegan biasa. Ia tidak hadir sebagai sosok patriot suci tanpa dosa. Perannya bersahaja, sederhana dan berbahaya. Walau sudah diburu usia uzur, aktor kesayangan kita ini masih nampak muda dan bergairah. Pilem-pilemnya selalu menghadirkan saya kejut yang berbeda dari kebanyakan pilem Indian lainnya, bila dibanding pilem terakhirnya yang saya tonton, Kishikindha Kaandam, 2024. Secara kejutan cerita, Coolie tentu saja lebih baik. Meski Coolie banyak memainkan jembatan cerita lewat kilas balik. Tetapi, Kishikindha Kaandam adalah pilem yang menguji kesabaran, menuntun kita teliti dalam bahasan yang sedang terjadi dalam pilem. Coolie adalah gambaran baru dari pilem-pilemnya terdahulu aktor kesayangan kita ini, Rajinikanth.
Satu hal lagi yang membuat saya menyukai pilem-pilem Rajinikanth adalah sound pengiringnya. Soundtracknya dikomposisi oleh Anirudh Ravichander, dalam kolaborasi keempatnya dengan Lokesh setelah Master, Vikram dan Leo; kelima dengan Rajinikanth setelah Petta, Darbar (2020), Jailer dan Vettaiyan. Hak audio diakuisisi oleh perusahaan Sun Pictures sendiri. Singel pertama “Chikitu” dirilis pada 25 Juni 2025, singel kedua, ” Monica “, pada 11 Juli 2025, dan singel ketiga, “Powerhouse”, pada 22 Juli 2025. Peluncuran audio, yang merilis lagu-lagu yang tersisa dari album, diadakan pada 2 Agustus 2025 di Stadion Nehru di Chennai. Dalam pilem ini, selain musik pengiring yang pas dan bagus, lagu Monica menurutku membuatku betah mendengarkannya sampai habis.
Coolie adalah film laga seru berbahasa Tamil India tahun 2025 yang ditulis dan disutradarai oleh Lokesh Kanagaraj dan diproduksi oleh Kalanithi Maran di bawah Sun Pictures. Film ini menampilkan pemeran ansambel termasuk Rajinikanth, Nagarjuna Akkineni, Soubin Shahir, Upendra, Shruti Haasan, Sathyaraj dan Rachita Ram, dengan Aamir Khan dan Pooja Hegde dalam penampilan khusus. Dalam film tersebut, seorang mantan pemimpin serikat kuli menyelidiki kematian temannya yang membawanya ke sindikat kejahatan. membunuhnya, dan para kuli menghancurkan kapal. Kemudian, Deva, Kaleesha, Preethi, dan saudara perempuannya diculik dan dikirim ke padang pasir oleh seorang pemimpin sindikat global bernama Dahaa, yang diturunkan menjadi putra Kakkar. Terkesan, Dahaa menawarkan Deva tempat sebagai tangan kanannya; Deva setuju, dengan syarat kuli-kulinya diampuni. Dayal akhirnya ditangkap dan dikubur hidup-hidup.
Di Chennai, Devaraj “Deva” mengelola sebuah rumah kos yang ketat . Setelah mengetahui kematian temannya Rajasekhar, ia menghadiri pemakaman tetapi diusir oleh putri Rajasekhar, Preethi. Seorang teman yang mabuk, Ravi, mengakui bahwa ia dan Rajasekhar telah menghancurkan hidup mereka, yang mendorong Deva untuk menyelidiki. Meskipun otopsi menyatakan serangan jantung, Deva menemukan bukti trauma dada. Rajasekhar, yang pernah bangkrut, telah menemukan kursi listrik untuk mengkremasi sisa-sisa hewan. Ketika patennya ditolak, ia dipaksa oleh Simon untuk mengadaptasinya untuk penggunaan manusia untuk membuang korban pembunuhan. Dayal mencoba menculik Preethi karena ia tahu cara mengoperasikan kursi tersebut, tetapi Deva campur tangan dan bergabung dalam operasi tersebut, menggunakan kursi tersebut dengan bantuannya. Deva menyuruh Preethi untuk berhenti dari pekerjaannya, tetapi Preethi tidak berdaya karena ia ingin mendukung saudara perempuannya.
Akhirnya, Simon meminta Deva untuk menguburkan Dayal, mengklaim dia adalah polisi yang menyamar. Mereka menemukan Dayal hidup; dia mengungkapkan identitasnya dan mengancam Preethi. Simon menunjukkan Deva video Dayal membunuh Rajasekhar. Dayal kemudian menghubungi Deva dari Nellore , menuntut kepatuhan dan menyandera Preethi di tempat persembunyiannya. Deva, mengikuti perintah Dayal, memperoleh akses ke brankas pelabuhan dan mengungkap jaringan perdagangan hati yang menargetkan kuli. Salah satu perintah adalah untuk membunuh Arjun, tetapi Deva mengampuni dia dan memintanya untuk melarikan diri dengan kekasihnya di sebuah perahu. Dayal membalas dengan mengancam Preethi di atap, tetapi Deva meresahkannya dengan mengungkapkan nama aslinya, Dilip, dan masa lalu polisi, bekerja sebagai Polisi Kerala di Thrissur.
- Cakap Film – Coolie: Bapak-bapak Berbahaya Kita Kembali, Rajinikanth. - 20 September 2025
- Cakap Film – A Star Is F*king Born: Potret Dua Sisi dan Pengingat Zaman, Memorable atau Fenomena Belaka - 23 Agustus 2025
- Taklimat Peluncuran Pekan Nan Tumpah 2025: Seni Murni, Seni Terapan, Seni Terserah, Kalau Kamu Paham Semua Ini, Mungkin Kamu Salah Paham - 20 Agustus 2025
Discussion about this post