
Judul Buku | Tersesat Setelah Terlahir Kembali |
Penulis | Yoga Zen |
Penerbit | CV Marjin Kiri |
Cetakan | Pertama, Januari 2025 |
Tebal | Iv + 170 halaman |
ISBN | 978 – 602 – 0788 – 64 – 7 |
Dilakak Jo Batang Taleh
Ketika sekolah di Madrasah Aliyah, almarhumah nenek saya seringkali menegur saya ketika saya melakukan kesalahan kesalahan di rumah, sebut saja, ketika saya terlambat bangun subuh dan tidak ikut shalat berjamaah bersama beliau, beliau selalu menegur saya. Namun, ada yang menarik dari cara beliau mengingatkan saya perihal kesalahan yang saya lakukan. Ketimbang memarahi saya dengan emosi yang meledak ledak, beliau memilih cara yang elegan.
Lamo bana matoari ka tabik di kamar ang yo, ucap beliau
Ungkapan tersebut seakan menampar saya, pilihan kata yang halus, seperti batang talas,namun terasa sampai ke hati sehingga membuat saya sadar bahwa apa yang saya lakukan adalah sebuah kesalahan. Setelah beberapa tahun berselang, tamparan halus yang saya dapatkan dari nenek dulu kembali saya rasakan, Yoga Zen Pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2023 adalah orang yang menampar saya melalui Novelnya Tersesat Setelah terlahir Kembali.
Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang sumando, yaitu seorang laki-laki yang tinggal di rumah istrinya dalam budaya minang. Temanya tentang maskulinitas. Tentang budaya perburuan babi di Tanah Minang. Sebagai penulis, Yoga Zen dengan keliaran dan keberanian pikirannya menampilkan scene scene, yang kaya akan deskripsi yang mendalam, sehingga setiap adegan yang ditampilkan terasa hidup dan nyata.
Keunggulan Novel ini, terletak pada gaya penceritaan antar bab, layaknya kepingan puzzle, pembaca diminta berhati hati untuk Menyusun kepingan puzzle tersebut sehingga dapat menemukan maksud yang ingin ditampilkan penulis dalam Novel ini, selain itu, keberanian Yoga Zen dalam menampilkan beberapa adegan yang terkesan tabu di tanah Minangkabau dan beberapa adegan yang mengkritik kondisi sosial Minangkabau hari ini, juga menjadi keunggulan dari novel ini.
Namun, ada beberapa aspek yang menjadi sandungan, ketika membaca novel ini, pertama konsistensi penggunaan latar waktu, penggunaan waktu dalam novel ini cenderung tidak konsisten, penceritaan yoga yang menggunakan tahun 2000- an kebawah, tidak selaras dengan beberapa scene yang harusnya instrumen dalam cerita tersebut kita temukan di tahun 2000 – an keatas.
Secara keseluruhan, Tersesat setelah terlahir Kembali, adalah novel yang layak untuk dibaca, kritik sosial yang disampaikan tentang kondisi tanah matrilineal hari ini menjadi point penting yang tidak bisa dilupakan. Novel ini menjadi sebuah bacaan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan banyak pemikiran bagi pembacanya.
Untuk mengetahui kondisi Minangkabau hari ini, Bacalah Novel Tersesat Setelah Terlahir Kembali Karya Yoga Zen.
Discussion about this post