Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023
in Sastra, Puisi
3.4k 215
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

MENUTUP JENDELA

“ash-sholaatu was-salaamu ‘alaik
yaa imaamal mujaahidiin”

langkah suara tarhim seorang muadzin
terseret panjang
dari surau ke jalanan yang mulai lengang.
teriak emak memanggil anak-anak
agar segera beranjak pulang
mengakhiri segala permainan.
suara yang membuat semua hal mereda
karena telah mendekat ke “sandingkala”
saatnya bapak menyalakan pediangan
di sisi-sisi kandang
asap menguar keluar
mengusir segala bala
yang mengintip di luar jendela.
tangan kecil nan terampil menurunkan tirai
menutup mata senja yang mulai remang
namun tak hendak segera beranjak
karena sebentar lagi
akan ada bayang purnama
terjebak di kaca-kaca jendela.

Karawang 2023

MELEPAS LAMPION

sebuah lampion
terbang melambung ke langit kepalamu
kau buat dari secarik kain layon
pembungkus jasadmu
membubung melewati
bangkai-bangkai masa silam
terbingkai nama-nama di nisan kayu.
bermacam mata mimpi
mengintip di balik bayang
hendak mencari dan mencuri cahayanya.
tapi mimpi hanya bisa disentuh oleh lindur
yang dimiliki tidur dan masa depan.

melintasi padang lepas
yang kadang menghijau kadang ranggas
tempat penggembalaan pikiran-pikiran liar
mengular, dan kauikat erat
agar tak sampai melompat
namun tetap ada saja yang luput
menerobos melalui liang mulut.
ooo.. alangkah banyak beranak pinak
tak pernah punah
meski rela tiap hari dijegal dan dijagal
oleh dogma dan kaidah.

terus melayang hingga tersangkut aral
ranting dari pohon kata-kata
yang diajarkan ibu
saat pertama kau bisa mengeja.
pohon yang pernah rimbun
oleh nyanyian ibu itu telah tanggal
melepaskan daun dan dahan kering kering
yang menolak lapuk
karena berharap lampion tak pernah
redam dan padam
rela menjadi unggun untuk berbagi nyala.

Karawang 2022

MENYETRIKA PAKAIAN

mula-mula kurentang kenangan
tentang bulir-bulir peluh nan setia
mengusap kerah waktu antara kini dan nanti.
juga butir-butir debu mengukur
mili demi mili lengan jarak
antara kau dan aku.
begitu lelah denyut ingatan
yang tersimpan di saku nadimu
kuraba dan kurasa hingga
membuaiku dalam ada dan tiada.
pada ujung celana melekat
berat langkah hujan terperangkap kaki musim
dan tajam mata fajar dan senja bergantian
menunjukmu.

kutemui lembar bukti yang selalu
aku cuci dan lumuri pewangi
disetiap kali kau kenakan dan lepas kembali
disetiap kali aku rendam dan keringkan lagi.
lembar yang hanya robek oleh luka
dan terbakar air mata
meski tanpamu, tak kan bisa
kuhadirkan kembali.

di setiap kusetrika pakaianmu
ada aku yang kujumpai selalu
tampak kusut masai dan terabai
teronggok dalam keranjang doamu
lalu kugosok hingga rapi
dalam lipatan harapanmu.

Karawang 2023

POHON KELAPA DI HALAMAN

aku bertanya tentang pohon kelapa
yang ditanam di halaman buku gambar
anak kita tiga tahun lalu
yang kini buahnya
tak lebih tinggi dari kepala kita.
tak ada pohon lain selain rumput liar
tanaman-tanaman menjalar
serta satu dua burung dan capung
yang bersarang di pelepahnya.
mungkin anak kita tak pandai bertanam
atau buku gambar itu tak cukup lebar
menampung berbagai ingin dan angan.

“pohon itu adalah seorang ibu” jawabmu
jemari runcingnya panjang membentang
memayungi kepala-kepala yang
rapat berpeluk di dadanya.
“dadanya sebuah telaga” sahutmu
sabar mengairi kepala anak-anaknya
agar kelak saat terlepas
hingga menabrak pagar batas
rela meredakan lapar dan dahaga
para pesafar.

kututup halaman buku pelan-pelan
silir angin menebar dingin
manggar-manggar kelapa berjatuhan
di tandan rambutmu
dan kepala-kepala itu makin erat berdekap
menguatkan rindu di dada ibu

Karawang 2023

MENIMANG BAYI

“Tak lela lela ledhung”
terdengar alunan tembang
dari bening suara biyung
mengemban masa kecilnya sendiri.
yang rewel dan sedikit sumang
diayun kiri-kanan, kiri-kanan dengan
selembar kain batik kawung.
kain yang erat bergelayut di punggung
menahan beban yang kian sarat
entah oleh kenangan
atau kenakalan-kenakalan masa kecil.

“tak lela lela ledhung”
tak lelah biyung bersenandung
– tembang tentang sesosok raksasa
mengelana di bulan-bulan purnama
mencari jiwa anak-anak yang terjebak
dalam raga-raga dewasa –
menghalau petang begitu tintrim
pelan beringsut menuju malam.
kain gendong semakin dalam
mendekap masa kanak-kanak
yang sedari sore tantrum.
sementara tegar pundak telah susut
oleh angin dan angan
yang terlampau cepat terluput.

jemari keriput simbok
mempuk-puk mungil popok
yang dulu dikenakannya semasa bayi.
tenang meringkuk dalam gendongan
melantunkan doa harapan
kelak kan tumbuh sebagai wanita utama
menjunjung-harumkan:
namanya.

Tuban 2023



BIODATA PENULIS Winarni Dwi Lestari, lahir di Tuban 14 Mei. Kini tinggal di Karawang, Jawa Barat, sebagai ibu rumah tangga & menekuni usaha property.  Studi terakhir Sarjana Univ Telkom. Puisinya pernah dimuat di media cetak, media online maupun buku antologi bersama. Pecinta puisi dan masih terus belajar menulis puisi. IG: @winarni_2lestari
FB: http://www.facebook.com/winarni.lestari


  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: CerpenMarewaipuisiSastra

Related Posts

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Burhanuddin Jamal | Tik Tok

Oleh Redaksi Marewai
3 September 2023

TIK TOK Tik tik bernyanyi tokTok tok bernyanyi tikTik dan tok bisa jadiGoyang goyang di balik androidNikmat pinggul di...

Puisi-puisi Sultan Musa | Balak Pelukan

Puisi-puisi Sultan Musa | Balak Pelukan

Oleh Redaksi Marewai
20 Agustus 2023

DI TAMAN KEHIDUPAN, AKU TANAM LARIK KATA aku tanam larik katalewat bibir ditelan masadan berjalan dimakan waktuserta menjelujur di...

Next Post
Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In