
Perempuan Rindu
“sedikitnya, satu menit saja
ingin aku tersadai di pesisir
dada ibu. jadi perahu yang telah
sejak lama terombang-ambing
ombak pada samudera rindu.”
perempuan itu. ibu.
selalu memasuki tidurku
tapi tak pernah mampu kusentuh.
bahkan mengemas bayangannya saja
ke dalam netraku pun
adalah kemungkinan paling nisbi.
kini aku ingin pulang
ke masa kanak-kanak.
yang sejatinya tak pernah
cemas kehilangan dirimu.
terperangkap di sana lebih lama
dan menjadikan seluruh
kenangan bersamamu
sebagai puisi paling sendu
seumur hidupku.
“maka ibu, aku rindu.
rindu selalu berumur
lebih panjang, bukankah?
sampai aku tiada.
dan menjelma lagi
jadi perempuan rindu
di rahim ibu.”
Ruang Bercerita, 2022
Perempuan Kertas
di bukit seberang
kau; perempuan kertas
yang menyimpan dengan baik banyak puisi
pada pembuluh kenangan yang mengalir
dalam tubuhmu.
puisi-puisi yang mengisahkan
bagaimana cinta bekerja untuk hati
yang patah. nyala kerdil pertahanan
lilin harapan pada malam sepi.
dan mekar pagi serupa
rimbun bunga-bunga mangga.
kau sadar betul;
kemungkinan besar untuk robek.
tapi kau telah terlatih
untuk menyempurnakan
koyak luka dalam satu belaian
lembut kasih sayang
yang mampu membinasakan
kesedihan panjang yang melekat
pada tubuhmu yang kertas
mata waktu
telah menjadi saksi yang diam
namun mengungkap
segala-galanya dan menutup
semua rahasia sebagai puisi-puisi
paling sembunyi.
yang kemudian kausemai
di ladang rindu.
tempat yang nyaman
untuk mengenang masa silam.
Ruang Bercerita, 2022
Perempuan Kopi
“bisakah kau terus
mainkan musiknya?” kau bilang begitu.
tak perlu banyak bicara
cukuplah irama yang akan larut
ke dalam gelas tembikar
di pojok meja; penuh kopi dan busa
yang tak pernah cemas
hilang kehangatan meski malam dingin
mengubah udara jadi bulir embun
dan kenangan-kenangan
tumbuh seperti deret lampu jalan
di kepala. lalu perciknya
gugur menjadi kata-kata indah
yang meresap hingga ke jantungmu;
tempat sepi di mana sebagian besar
sajak, rindu, dan kesedihan
bermukim lebih lama.
kau masih di sana; di coffeeshop
pusat kota. menyeruput seluruh
cahaya yang masuk ke dalam
kopimu yang tersisa separuh.
ada lirik-lirik lagu
yang mengusik dadamu.
seolah frank sinatra berdiri di sana
menyanyikan beberapa lagu cinta.
atau barangkali maya angelou
mengisahkan juang pelayaran
puisi-puisinya yang menyentuh
hati perempuan lain.
kau sungguh suka hal-hal
yang membuat semangatmu
menyala hingga membakar langit
dini hari. tanpa perlu mencemaskan
hal-hal berat yang kemungkinan
terjadi esok hari.
sebab kau;
adalah perempuan kopi
yang menyeduh diksi
jadi puisi. pada malam-malam
ketika sinar lampu jalan kotamu
menari-nari tepat
di atas kepalamu.
dan rembulan perlahan terbenam
ke dalam segelas kopi pahit
yang amat kaunikmati.
Ruang Bercerita, 2022
Perempuan Bulan
perbatasan malam
adalah ruas jalan pulang.
bagi rindu yang dilimpahi
cahaya bulan penuh.
kau sendirian. seperti teteguk
hinggap di dahan kamboja putih
yang belajar merengkuh ribang
dan ketenangan fajar sadik
ke dalam dekapmu
yang hangat. seolah-olah kau
sudah menyiapkan harapan bagus
sebagai hidangan pembuka
langit pagi yang kesumba.
“aku masih cukup kuat
menanti di sini. menggambar tubuhku
jadi bulan atau seekor celepuk.
agar kau selalu ingat ke arah mana
sepasang kakimu harus pulang.”
kau bilang demikian,
kendati kau sebetulnya tahu
tidak ada yang akan pulang
ke peraduan kecuali
malam itu sendiri.
sebab tiada yang benar-benar
kesepian. termasuk kau yang kerap
lengang di antara keramaian siang.
ada dirimu dan malam
yang sebentar lagi datang.
juga bulan itu; kau.
yang tabah melimpahi
jalan pulang seseorang.
Ruang Bercerita, 2022
Perempuan Pohon-Pohon
kau tenang seperti angsana.
menyambut yang gugur
pada musim kering dengan lapang dada
dan memeluk yang semi
di bawah rinai dengan suka cita.
tiap lembar daunmu
adalah catatan pendek
untuk harapan yang panjang.
***
kau ramah seperti kersen
burung-burung kecil adalah teman baik.
saat pagi berlimpah cahaya
dan angin mengecup aroma
tubuhmu yang perawan.
kau mulai menari
menggapai-gapai langit biru
yang tentu saja tak akan pernah
bisa kau raih. tapi impianmu
telah sampai di sana.
***
kau rendah hati seperti pinus
dan tupai mecintaimu sebagai ibu.
orang-orang pergi ke dalam dirimu
untuk rehat dalam sulur-sulur
ketenanganmu yang harum.
bisikanmu adalah sepucuk doa
yang mengubah kesedihan
jadi sepasang lengan penuntun
jalan pulang.
***
kau tegar seperti bakau.
debur ombak ialah teman lama
yang datang dari jauh.
dan ikan-ikan di garis pantai
kerap patah hati
karena usia mereka lebih pendek
dari rindu yang tak bosan
berenang di sekitarmu.
kadang gelapnya laut
menakutimu seperti mimpi buruk.
tapi kau lebih percaya
dari sanalah kau datang;
kegelan paling sunyi itu.
Ruang Bercerita, 2022
Penulis, M.Z. Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Karyanya termakhtub dalam banyak antologi puisi bersama dan telah tersiar di berbagai media seperti Pikiran Rakyat, Haluan Padang, Riau Pos, Fajar Makassar, Kedaulatan Rakyat, kompas.id, ide.ide.id, bacapetra.co, magrib.id, dll. Cara Kerja Perasaan (2022, Penerbit Epigraf) adalah kumpulan puisi pertamanya. Bergabung dengan komunitas menulis Kelas Puisi Alit (Kepul) dan Genitri.
- Cerpen Kurnia Gusti Sawiji | Senja di Kampung Jam Pasir - 9 Februari 2025
- Puisi-puisi Fathurrozi Nuril Furqon | Rwanda Pasca 1994 - 8 Februari 2025
- DENGUNG TANAH GOYAH KARYA IYUT FITRA: TENTANG NEGARA, LINGKUNGAN, DAN KEBIJAKSANAAN NUSANTARA - 3 Februari 2025
Discussion about this post