Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra

Puisi-puisi Daffa Randai | 2 Pembelaan Sangkuriang

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
25 Oktober 2020
in Sastra
3.6k 192
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

tidak! akulah korban atas kematian

yang sejak lama ia rencanakan.

tidak! akulah korban atas pembebasan

kutukan yang sejak lampau

2 Pembelaan Sangkuriang, Daffa Randai

DI TELAGA ASING

di telaga asing itu, aku sembunyi dari maut.

dari nasib yang keruh, dari air melata:

yang julur ombaknya mengandung bisa.

tubuhku angin, berdesir tanpa bayangan.

akankah maut mengenaliku sebagai aku

yang ingkar atas usia dan kefanaan?

senja yang pucat bertengger di atas telaga

aku angin pikun yang gugup menerka arah.

mautkah itu yang hanyut ke hilir sabda?

2020

DI MANAKAH KESEDIHAN

perahu tertambat di tepi pulau.

kau berjalan ke arah gerbang

menyanggul silsilah dalam diam.

tubuhmu sepi, tanpa pertanyaan

di manakah kesedihan

bisa benar-benar disembuhkan?

2020

DI SEBUAH JALAN

di sebuah jalan di tepi jurang

aku bertanya padamu: “adakah arah

yang bisa kutempuh agar aku tersesat

dan menemukan diriku sendiri bertanya

bagaimana cara selamat dari ketersesatan?”

kau teguk pertanyaanku dan kau cangkul

sepasang mata bola dari matamu:

“bawalah penglihatanku sebagai petunjuk

keduanya menghafal arah menuju

pertanyaan-pertanyaan gaibmu.”

2020

2 PEMBELAAN SANGKURIANG

pertama:

sedikit pun, tak ada gelombang darah

bekas pembunuh yang mendesir di tubuhku.

jadi haruskah aku mengaku kalah

atas tuduhan berlaku kejam

melepas panah ke jantung tumang?

tidak! akulah korban atas kematian

yang sejak lama ia rencanakan.

tidak! akulah korban atas pembebasan

kutukan yang sejak lampau

menguncinya di tubuh binatang.

kedua:

sedikit pun, tak ada maksud memaksa

cinta yang dinasibkan terlarang.

tapi kutukan atas kecantikannyalah

muasal kebutaanku mengenal sejarah.

tidak! aku tidak sepenuhnya salah

telah mencintai ibu yang ingkar atas usia

demi menutupi kesedihan panjangnya.

2019 

KISAH DALAM KITAB, 2

ia mengiris jantung, lalu tergopoh ke sungai

mengayun langkah menuju tepian.

“gaunmu berlumur darah, untuk siapa

kau siapkan kematianmu nanti, nona?”

di bibir sungai, tak ada siapa pun

seperti sibuk menunggu.

“nona, jangan semakin ke tepi.

tubuh sungai penuh luka, berbahaya!”

seseorang berlari ke arah sunyi

menyulam irisan jantung

ke tubuh maut yang pucat dan sedih.

“nona, di deras sungai, ketabahanmu mengalir.”

2019 

TERJEBAK DALAM MIMPI

sepasang burung pulang

dan bersarang di kepalamu.

setiap kau tempuh mimpi

mereka bernyanyi

dalam tidurmu yang sunyi.

dalam tidurmu

mereka bernyanyi

sampai pagi.

ketika pagi, tidur kau sudahi.

mereka tetap bernyanyi

dan terjebak dalam mimpi

mimpimu yang mati.

2020

 


Daffa Randai, lahir di Srimulyo, Madang Suku II, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 22 November 1996. Alumnus mahasiswa Universitas SarjanawiyataTamansiswa (UST) Yogyakarta, konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Presiden komunitas Pura-Pura Penyair. Buku tunggal perdana: Rumah Kecil di Kepalamu (Purata Publishing, 2018). Beberapa puisinya terbit di buku antologi bersama, media cetak dan online. E-mail: [email protected], Instagram: @randaidaffa96, Ponsel/WhatsApp: 0822-8245-2892.

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet - 30 September 2023
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
Tags: BudayaCaritoPelesiran

Related Posts

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Oleh Redaksi Marewai
30 September 2023

Lima Bulan ke Depan Baju baruBahan pokok terpenuhiSensus pendudukOrganisasi ini itu bergerakRumah-rumah dicat baruPakar non bersertifikat bermunculanOrang-orang di kampung...

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023

MENUTUP JENDELA "ash-sholaatu was-salaamu ‘alaikyaa imaamal mujaahidiin"langkah suara tarhim seorang muadzinterseret panjangdari surau ke jalanan yang mulai lengang.teriak emak...

Next Post
marewai

Rice Miling Unit II Padang Laban: Saksi Sejarah Sentra Penggilingan Gabah Pesisir Selatan

Carito: Yuang Sewai – Raun Panik | Rori Aroka Rusji

Carito: Yuang Sewai - Raun Panik | Rori Aroka Rusji

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In