Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra

Puisi-puisi Bulan Nurguna | Pesan Duka Cita

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
13 Agustus 2022
in Sastra
3.6k 230
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Tinggal di Bulan

aku akan tinggal di bulan
lari dari bunyi
dan segala yang bergerak dan punya mulut
bermain bersama sunyi
bertukar teka-teki dengan diri sendiri
jika di sana ada malam
aku tak perlu melihat ke atas
sebab orang-orang melihat ke arahku
sementara aku menginjak-injak bulan

Blencong, 26 September 2021


Orang Bangsal

segaris putih pada bidang
biru yang luas
hijau gradasi pada putih yang bias
mana nyata mana mimpi sentosa
pada awan-awan empuk
memberat jadi hujan
di kelopak jendela
ia pandangi diri pada kaca
yang menangis
di pelupuk hanya
di seberang
melewati laut yang sebentar
tempat para manusia putih
dari benua biru
menghitung mimpinya
atau bukan mimpinya

Blencong, 21 November 2021


Celah Jeruji

di celah jeruji beranda kamarku
mencuat kubah sebuah rumah ibadah
padahal tak selalu malam
tapi selalu ada bulan bintang di atasnya
siapa butuh diterangi dan diberi harapan sesiang ini?
bangun siang di hari senin adalah kemewahan
sedang mereka yang pergi sejak tadi pagi
berdoa untuk cepat sampai rumah

Blencong, 6 November 2021


Ingatan

sebuah ingatan
melaju mendahuluiku
menuju masa depan
meninggalkanku
di belakangnya
aku memanggilnya
untuk mundur ke belakang
dia menghampiriku
mencekik batang leher
hingga diriku tumbang

Dasan Agung, 13 November 2021


Di Luar Jendela

menyusun ulang kembali
pemandangan di luar jendela
dengan cara melepasnya satu-satu
dalam pikiran
yang bercabang
susun-lepas
pada aneka
soal
dalam seluruh hidup
terbentang
seperti pemandangan
di luar jendela

Blencong, 27 November 2021


Cacing-Cacing dan Ular-ular

ia sisir retak piring
dengan ibu jari
berharap ibunya menumpahkan
nasi di atasnya
bibir bawahnya maju
perutnya busung
cacing-cacing di dalamnya
sepikir dengannya

memang masih ada nasi
di dalam panci
tapi si ibu sedang sibuk
dengan itu ini
dan ular-ular
yang tak serasa dengannya
menyisir dengan rapi

Blencong, 14 November 2021


Titik

seharusnya ketika menjadi titik
aku tak melanjutkan cerita
diam saja di situ tak dikenal siapa-siapa
larut bersama kotoran
tanpa beban kesucian
tapi cerita berlanjut
ada koma, ada ragu
ada seru, ada pengetahuan
ada penderitaan pada semakin banyak pertanyaan
kotor karena pernyataan-pernyataan
tak boleh lagi ada titik
sumber cerita
berhenti di aku

Blencong, 6 November 2021


Pesan Duka Cita

bulir air menggantung di kabel
telepon
mengirim pesan duka cita pada
pakaian hitam setengah kering
yang lupa diangkat
siapa hendak mengutuk siapa siang ini
dering telepon tak memilih
siapa yang mengangkat

Blencong, 20 November 2021


Bulan Nurguna, lahir di Mataram, Lombok, 4 Juni 1990. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Kini ia bergiat di Komunitas Akarpohon, sembari mengelola kedai buku Klandestin dan Berlian Library. Kumpulan cerpennya berjudul Satu Keluarga Telah Lengkap (Basabasi, 2022).

 



  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: Bulan nurgunaCerpenMarewaimarewai tvPenulispuisiSastra

Related Posts

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023

MENUTUP JENDELA "ash-sholaatu was-salaamu ‘alaikyaa imaamal mujaahidiin"langkah suara tarhim seorang muadzinterseret panjangdari surau ke jalanan yang mulai lengang.teriak emak...

Puisi-puisi Burhanuddin Jamal | Tik Tok

Oleh Redaksi Marewai
3 September 2023

TIK TOK Tik tik bernyanyi tokTok tok bernyanyi tikTik dan tok bisa jadiGoyang goyang di balik androidNikmat pinggul di...

Next Post
Mengenal 16 Pahlawan Nasional dari Sumatra Barat

Mengenal 16 Pahlawan Nasional dari Sumatra Barat

Puisi-puisi Aditya Ardi N* | Madah Bagi Segara

Puisi-puisi Aditya Ardi N* | Madah Bagi Segara

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In