Sudah satu tahun lebih rasanya, semenjak awal kemunculan kasus pertama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terkonfirmasi pada Maret 2019 lalu di Indonesia. Keadaan pun masih saja tetap sama sampai memasuki tahun baru 2021. Tampaknya belum ada pertanda bahwasanya pandemi virus corona akan segera berakhir dan keadaan kembali pulih seperti semula. Walaupun berbagai upaya memutus mata rantai persebaran virus kerap dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
Saat menjelang pergantian tahun baru 2021 kemarin, pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat tentang Pengendalian Kegiatan Masyarakat untuk Pengendalian Penyebaran Corona. Surat edaran ini berisikan instruksi kepada seluruh bupati dan wali kota di Sumatera Barat untuk menutup seluruh tempat wisata dan mengurangi kegiatan yang berpotensi memicu kerumunan di daerah, terhitung dari tanggal 31 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021.
Mendengar kabar tersebut membuat saya dan kawan-kawan merasa panik, kesal dan sedikit kecewa pada saat itu. Bagaimana tidak, di satu sisi tentunya kami sangat memahami betul kondisi pandemi yang tidak menentu sampai saat ini. Disayangkan pada sisi lain sebuah kegiatan Pentas Seni Budaya yang telah direncanakan jauh-jauh hari dengan matang (tidak lupa dengan penerapan protokol kesehatan yang sebagaimana dianjurkan pemerintah) pada masa libur tahun baru terpaksa diundur beberapa hari sampai surat edaran berakhir.
Awalnya kegiatan Pentas Seni Budaya yang mengangkat tema “Kreativitas Generasi Muda Membangun Seni dan Budaya” ini akan diselenggarakan pada tanggal 02 Januari 2021. Berlokasi di Jorong Sitingkai Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Menggantang kembali segala konsekuensi yang dihadapi. Pemuda-pemudi, tokoh masyarakat Jorong Sitingkai beserta kelompok seni yang terlibat; Bengkel Seni Tradisional Minangkabau, Saraso Badunsanak, Gauang Sapakaik, Bugih Lamo, Paninjauan Saiyo, Manata Tambua, Mariam Tomong, Sanggar Raflesia Bukik Kodok mengihklaskan kegiatan diundur dan dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2021.
Setelah hari yang ditunggu-tunggu tiba. Saya bersama kawan-kawan Saraso Badunsanak, Manata Tambua dan Gaung Sapakaik bersiap berangkat dari Balai Gurah menuju nagari kecil yang tersembunyi di balik deretan bukit barisan itu. Menaiki sebuah mobil pick up L300 berwarna hitam sebanyak 3 armada. Dua mobil membawa rombangan dan satunya lagi mengangkut gandang tambua. Ketiga armada dipacu kebut namun pasti melewati jalur lintas Palupuah. Daerah berbahaya yang rentan terjadi longsor dan ugal-ugalan supir medan yang sangat meresahkan ketika berpacu mengejar setoran mereka. Jalur lintas ini lebih menantang dari jalan Selayiang, namun tidak terlalu menakutkan seperti Sitinjau Lauik.
Sebelumnya kawan-kawan yang sudah dahulu sampai di sana mengirimkan lokasi melalui google maps yang ada di gawai. Mereka juga memberikan sebuah petunjuk jalan dengan tanda sebuah bulldozer besar berwarna kuning berada tegap di sebelah kiri jalan dari kota Bukittinggi. Tampaknya ada sebuah pekerjaan pembangunan pasar tradisional sedang berlangsung di sana. Memasuki simpang, jalan menuju ke lokasi ternyata cukup terjal penuh tikungan tajam dan lebarnya hanya muat untuk satu mobil saja.
Sampainya di lokasi kami langsung disambut ramah oleh masyarakat Jorong Sitingkai. Mempersilahkan kami beristrahat sejenak dan makan bersama, kebetulan ternyata beberapa hari sebelum acara masyarakat telah bergotong royong mempersiapkan konsumsi acara tersebut. Banyak tersedia kue-kue yang terbungkus rapi dalam sebuah plastik. Ada kue lapek tradisonal dan bolu yang cukup modern bertemu dalam sebungkus plastik tadinya. Selain itu masyarakat juga mempersiapkan nasi bungkus yang dibuka isinya terdapat ayam, ikan sarai goreng dan tidak lupa rebusan pucuk ubi dan gulai cempedak dengan kuah santan yang cukup kental. Sungguh lezat dan nikmat masakan amak-amak di daerah tersebut.
Akhirnya pada pukul 20.00 WIB kegiatan Pentas Seni Budaya pun dibuka dengan tari persembahan dari pemudi Jorong Sitingkai. Kemudian seperti biasa yang tak mungkin pernah dilupakan, pemberian kata sambutan dari beberapa orang yang dianggap berperan penting dalam kegiatan. Hal menarik yang dapat saya tangkap ketika Wali Nagari Koto Rantang menyampaikan bahwasanya seumur hidupnya baru kali ini ada sebuah pertunjukan festival seni budaya seperti itu diselenggarakan di daerahnya. Ia berterimakasih kepada seluruh kelompok seni yang terlibat dalam kegiatan tersebut dan berharap kegiatan ini akan terus berlanjut. Sehingga menjadi semangat baru bagi kehidupan seni dan budaya yang ada di daerah mereka.
Tak terasa hari pun semakin malam, udara semakin dingin dan masyarakat mulai saksama menyaksikan pertunjukan. Ada banyak persembahan penampilan dari kawan-kawan kelompok kesenian seperti tari rantak, tari piring, solo song minang, randai simarantak, randai palito alam dan gandang tasa. Hingga sampai pukul 24.00 WIB acara pun ditutup dengan hoyak gandang tasa bersama dengan para penonton. Di tempat khusus panitia telah mempersiapkan gandang tambua untuk para penonton yang ingin ikut memeriahkan. Irama pukulan rotan saling beradu dengan tasa sebagai pengiring bunyi dentum gedang tambua yang dimainkan. Dari jauh gemanya terdenyar harmonis di tengah malam yang mulai terasa gigil. Sampai pada akhirnya bunyi gandang yang saling bertikai itu berhenti serentak secara keras dan acara pun selesai.
Di tengah kondisi pandemi yang terus berlarut seperti saat ini. Tentunya perasaan gamang disertai waswas timbul setiap saat dan tempat dimana kita berada. Siapa yang tidak akan khawatir jika nantinya secara sadar atau tidak, tiba-tiba dinyatakan positif walaupun tanpa gejala? Setidaknya untuk menghindari persebaran tersebut banyak hal yang harus dijaga. Penerapan protokol kesahatan diri dan lingkungan yang baik menjadi salah satu cara pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19. Sehingga hal demikian harus dijadikan sebagai pertimbangan matang. Tapi kondisi seperti itu bukan menjadi penghambat atas terselenggaranya kegiatan. Maka dari itu mari kita terus menjaga diri dengan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berakhir dan kita bisa kembali hidup normal seperti sebelumnya. Amin.
Penulis
Discussion about this post