Pariaman, Marewai– Wisata pemancingan di laut lepas tengah populer saat ini. Kawasan laut Piaman menjadi salah satu destinasi yang paling diminati oleh para angler (sebutan untuk pemancing) baik di dalam maupun luar Sumbar. Melihat potensi ini, klub Kito Fishing Club tengah merintis usaha pelayanan wisata memancing yang dilabeli Kito Fishing Service. Dalam rangka persiapan menjelang peresmian usaha berbadan koperasi ini, Rabu (27/1) tim Kito Fishing Service melakukan silaturahmi dan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Pariaman.
Tim yang terdiri dari Ajo Wayoik, Cudit dan Zal diterima langsung oleh Kadis Pariwisata Kota Pariaman Marhen. “Kita sudah beraktifitas sebagai klub hampir 10 tahun lamanya. Dan melihat perkembangan minat terhadap wisata memancing ini, kita kemudian merintis usaha pelayanan memancing di laut lepas dalam sebuah badan berbentuk koperasi,” kata Ajo Wayoik yang juga merupakan dosen Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Dijelaskannya, potensi laut Piaman masih sangat menjanjikan, karena itu pihaknya ingin turut berpartisipasi mengembangkan wisata bahari di laut Piaman.
Cudit menjelaskan, kawasan Kota Pariaman akan menjadi salah satu basis pelayanan utama bagi para angler yang menjadi costumer nantinya. “Di Kota Pariaman ini kita punya jaringan dengan para nelayan yang berlabuh di Muaro Nareh dan Karanaua. Dari ke dua dermaga tersebut, spot-spot terbaik dapat dicapai dengan lebih cepat dan armada para nelayan yang kita ajak bekerjasama pun sangat memungkinkan untuk dipakai,” sebutnya.
Menurut rencana, dalam rangka launching dalam waktu dekat Kito Fishing Service akan menggelar lomba memancing di laut Pariaman. “Kita akan berbeda dengan usaha sejenis lainnya. Di Kito Fishing Service ini kita lebih mengutamakan pelestarian budaya nelayan mulai dari tata cara memancing hingga memahami aturan adat tentang laut,” tutur Cudit.
Sementara Zal menceritakan, dalam berbagai kegiatan memancing di laut Piaman yang pernah ia jalani bersama Kito Fishing Club, sudah terpetakan lebih dari 35 titik potensial. “Tiap titik sudah kita tandai dengan sonar kita. Dan itu semua sangat kaya dengan keragaman ikan. Terutama ikan-ikan favorit yang menjadi buruan para pemancing,” sebutnya.
Ajo Wayoik menambahkan, meningkatkan kesadaran tentang pelestarian budaya kehidupan nelayan tradisional adalah bagian terpenting dari konsep bisnis Kito Fishing Service. “Jadi ini akan menjadi semacam socio preneurship kita. Selain budaya, dalam pelayanan kita juga akan melakukan edukasi tentang pelestarian ekosistem laut, terutama terumbu karang. Sebab kalau terumbu karang tidak lestari, maka ikanpun tidak akan ada. Akhirnya hobi memancing tidak bisa dilakukan di laut Piaman lagi,” katanya. Adapun untuk kemitraan dilakukan dengan nelayan nantinya akan mencakup kedua aspek tersebut.
Marhen menyambut baik berdirinya Kito Fishing Service. “Usaha jasa pelayanan wisata berbasis budaya seperti ini luar biasa kansnya untuk berkembang. Apalagi di Piaman, budaya para nelayan masih dipegang teguh. Ini harus sama-sama kita jaga,” katanya. Terkait dengan rencana lomba memancing yang akan digelar, Marhen pun siap untuk mendukung. “Soal perizinan dan segala macam yang terkait dengan kami di Dinas Pariwisata insyaallah akan kita dukung pula. Semua demi kemajuan pariwisata kita di Piaman ini.”
Marhen mengharapkan usaha perjalanan wisata memancing juga mengutamakan faktor keselamatan dan perhatian terhadap perkembangan cuaca yang tiap sebentar dapat berubah. “Dari paparan kawan-kawan Kito Fishing Service tadi, kita sudah mendengar bahwa mereka sangat fokus pada faktor keselamatan dan cuaca. Dengan pengalaman yang sudah cukup lama, kami yakin KIto Fishing service dapat menunjukkan keunggulannya pada kedua hal tersebut,” tutupnya.
Discussion about this post